Mari Ciptakan Pertanian Tanpa Bahan Kimia

Selasa, 19 Mei 2015

Dampak negatif akibat dari penggunaan pestisida kimia



     Pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman merupakan hal mutlak yang harus dilakukan mengingat pestisida adalah bahan yang beracun. Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia dan lingkungan

     Selama ini para petani bergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
1. Hama menjadi kebal (resisten)
2. Peledakan hama baru (resurjensi)
3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4. Terbunuhnya musuh alami
5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
6. Kecelakaan bagi pengguna
7. Keracunan dan kematian pada manusia
8. Keracunan dan kematian pada ternak dan hewan piaraan
9. Keracunan dan kematian pada satwa liar
10. Keracunan dan kematian pada ikan dan biota air lainnya
11. Keracunan dan kematian pada biota tanah
12. Keracunan dan kematian pada tanaman
13. Keracunan dan kematian pada musuh alami OPT
14. Terjadinya resistensi, resurjensi dan perubahan status OPT
15. Residu pestisida yang berdampak negatif terhadap konsumen, dan
16. Terhambatnya perdagangan hasil pertanian

Dokumentasi dari hasil survei yang telah dilakukan...








Jumat, 24 April 2015

Manfaat Agensi Hayati


Agensia hayati dapat di artikan sebagai agen pengendali organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berbasis mahluk hidup. Agensia hayati dapat digolongkan menjadi golongan mikroorganisme dan agensia hayati golongan predator. Agensia hayati golongan mikroorganisme diantaranya ada dari golongan jamur, bakteri, parasitoid dan parasit. Mekanisme kerja agensia hayati diantaranya yaitu:
1. Antibiosis/lisis, yaitu terjadinya penghambatan atau penghancuran suatu organisme oleh senyawa metabolik beracun yag dihasilkan organism lain.
2. Kompetisi/persaingan terhadap inang(tempat hidup) dan hara
3. Hiperparasitisme yaitu mekanisme dimana suatu agens antagonis ini dapat terjadi melalui satu atau lebih mekanisme antagonisme.
Beberapa keunggulan agensia hayati diantaranya:
1. Mengurangi penyakit yaitu dengan cara:
    • Mengurangi jumlah inokulum pathogen melalui bentuk bertahan diantara tanaman
    • Mengurangi produksi dan penyebaran propagul(bagian tubuh inokulum patogen)yang berpotensi
    • Menekan pertumbuhan miselium
2. Mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman
3. Mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali
4. Melindungi perkecambahan biji dan akar-akaran dari sumber infeksi penyakit
5. Ramah lingkungan
6. Tidak menimbulkan resistensi

Agen Hayati

Agens Hayati merupakan Agens Pengendali Hayati (Biological Control Agens), setiap organisme meliputi species, subspecies, varietas, semua jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan (fungi), bakteri, virus, mikroplasma serta organisme lainnya yang dalam semua tahap perkembangannya dapat digunakan untuk keperluan pengendalian hama penyakit tanaman atau organisme pengganggu dalam proses produksi, pengolahan hasil pertanian dan berbagai keperluan. Agens pengendali hayati ini disebut patogen yang dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu patogen serangga dan agens antagonis patogen tumbuhan.